Saat ini telah terjadi kejenuhan dengan berbagai teknologi tanaman padi yang sudah ada. Hal ini ditandai dengan terjadinya pelandaian produksi, turunnya total faktor produksi, dan terjadinya anomaly iklim. Tanpa upaya terobosan dan strategi yang jitu, maka peningkatan produksi akan sulit dicapai. Untuk itu perlu dilakukan intensitifikasi dengan cara peningkatan sumber daya, yaitu dengan teknik pengelolaan air yang efisien dan efektif.
Intensifikasi hemat air dengan cara :
· Perbaikan fasilitas irigasi
· Pengaturan pola tanam
· Introduksi teknologi hemat air
Padi irigasi butuh air 5.000 ltr untuk menghasilkan 1 kg gabah. Bila kondisi jenuh air bisa dipertahankan sepanjang pertumbuhannya, dapat menghemat air 40% pada tanah liat berlempung, tanpa mengurangi hasil. Penggenangan kontinyu, dan penjenuhan kontinyu dapat mengurangi 30 – 35 % dibanding dengan terus - menerus pada kondisi lapangan air yang diperlukan hanyalah kira -kira 25 - 30 % saja dari yang digunakan selama ini.
Faktor - faktor yang menentukan kebutuhan air :
· Macam tanah ( struktur, tekstur, tingkat kesuburan).
· Iklim ( basah atau kering ).
· Jenis padi ( VUB, VUTB, dan Hibrida ).
· Umur tanaman.
· Kesuburan tanah.
1. System air secara terus menerus ( Pola Petani )
2. Pemberian air secara berkala / jenuh ( Pola SRI )
3. Pemberian air berdasarkan pertumbuhan tanaman
4. Pemberian air secara berselang / intermitten ( PTT )
Efisiensi pemanfaatan air dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
· Kerjasama antara kelompok dan anggota kelompok tani
· Kerjasama antar petani pada tingkat saluran sekunder, tersier dan saluran cacing
· Perbaikan/pemeliharaan pematang sawah
· Menerapkan pemberian air yang efisien dan efektif, yaitu intermitten ( terputus ) dan berkala / jenuh.
Alternate Wetting & Drying ( AWD)
Merupakan cara pengolahan air yang efisien dan efektif, dengan cara pembahasan dan pengeringan lahan sawah secara bergantian dengan menggunakan pipa/tabung yang ditanam di lahan sawah sebagai alat untuk mengukur ketinggian air, sehingga dapat diketahui kapan lahan sawah perlu digenangi atau diairi.
· AWD dipasang sebelum /sesaat setelah tanam
· AWD dipasang sedalam 20 Cm
· Tinggi AWD 15 Cm diatas permukaan tanah
· Tanah dikeluarkan dari dalam pipa
· Pengukuran dilakukan setiap hari
· Pengukuran dimulai 7 – 10 HST
· Bila tinggi air dalam pipa kurang dari 5 Cm, lahan sawah baru diari
Hasil penelitian pada 2 lokasi di Kab. Bone pada musim tanam gaduh tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa produksi padi dilahan sawah yang menggunakan teknologi AWD mewnunjukkan hasil lebih tinggi yaitu 301 Kg/Ha. Dengan Rp. 3000/Kg dapat menghasilkan pemasukan Rp. 930.000/ Ha.
Pengelolaan Air Intermitten
· Kondisi air macak - macak saat tanam.
· Air sawah sedalam 5 Cm menjelang pupuk dasar (7-10 Hst).
· Saat pemupukan air macak - macak
· Satu hari setelah pemupukan, airi setinggi 5 Cm, biarkan sampai mengering dengan sendirinya
· Setelah menunjukkan gejala retak, airi kembali setinggi 5 Cm.
· Ulangi hal diatas sampai tanaman masuk stadia berbunga.
· Mulai stadia berbunga, airi terus menerus setinggi setinggi 5 Cm
· Keringkan sawah sekitar 2 minggu menjelang panen