Metode Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
                 Semakin berkembangnya dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan banyak perubahan dalam diri dunia Islam. Baik dari segi agama, pendidikan, politik dan seterusnya. Terutama dalam bidang pendidikan, akibat adanya sikap serba boleh dan pemenjaan dari orang tua, banyak anak-anak terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan syari'at. Banyak kaum wanita melupakan fitrohnya sebagai seorang ibu yang berkewajiban mendidik putra-putrinya.
                 Sehingga mengakibatkan dunia anak sia-sia. Pemberian andel yang cukup banyak dalam kesia-siaan trsebut adalah metode pendidikan barat yang tampaknya telah menjadi kiblat pendidikan kita. Sebenarnya islam mempunyai metode pendidikan yang sempurna kepada umat manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang metode-metode pendidikan dalam islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian metode pendidikan islam ?
2. Apakah sumber metode pendidikan islam ?
3. Bagaimanakah metode dalam pendidikan islam ?














BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Metode
                 Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan[1][1].
Sementara itu , pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam[2][2].
                 Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaiman seseorag pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya denagn tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk  mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik.
                 Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi  melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir[3][3].

B. Sumber Metode Pendidikan Islam
                 Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan implikasin-implikasi metode kependidikan dalam kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara lain sebagai berikut :
1.     Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Allah itu mengandung nilai-nilai metode yang mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan secara metode, dan disesuaikan dengan kecenderuangan / kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dala situai dan kondisi tertentu yang berbeda-beda.
2.     Dalam memberiaka perintah dan larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan tanggung jawab mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat Maha Pendidik. Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual  anak didik, bila dilihat dari segi metode kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan, maka bagi dinamika perkembangan umat manusia itu sendiri.
3.      Sistem pendekatan metode yang dinyatakan Al-Qur’an adalah bersifat multi apprpach  yang meliputi antara lain :
a.       Pendekatan religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaa.
b.      Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau homo rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c.       Pendekatan sosio kultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo sosius  dan domo sapiens  dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan.
Dengan demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan individualnya.
d.      Pendekatan scientific yang titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosional atau effektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-sintetis dan refleksi dalam berfikir

C. Metode Pendidikan Islam
                 Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya.

                        Metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1.    Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
                     Adalah pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan hadits-hadits nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwar yang meliputi dialog khitabi  dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog naratif (menggmbarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
                     Dialog qur’ani merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a.         Permasalahan yang disajikan secara dinamis
b.        Peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c.         Dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d.        Topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.

         Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya menanamkan iman  pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.

2.    Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
                 Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
                 Dalam Al-qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau.muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam Al-qur’an dikategorikan kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat kejadiannya.
                 Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
                 Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang ayang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi yang amat  bernilai, dan seoarang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani dan Nabawi.

3.    Metode Perumpamaan
                             Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
                             Dampak edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a.   Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b.   Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c.   Membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis.
d.   Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.

4.      Metode keteladanan
                             Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah  kepada  peserta didik.
                             Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah  adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
                             Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam :
a.   Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b.   Berperilaku sesuaidengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik.

5.      Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam. Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.

6.    Metode targhib dan tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman”  dan atau “intimidasi” yagni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman ats kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam al-qur’an dan as-sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman Allh melalui penonjo;an salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka(peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang palinh berkenaan dengan metode targhib dan tarhib inio antara lain :
a.    Taghib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
b.    Targhib dan tarhip disertai gambaran keindahan surgaynag menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
c.    Targhib dan tarhib islami bertumpu pada pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
d.   Targhib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya.




























BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
1.      Pengertian Metode
                 Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Sedangkan pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits.
2.      Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
3.      Metode Pendidikan Islam
                 Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam.
a.       Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
b.      Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
c.       Metode Perumpamaan
d.      Metode Ibrah dan Mau’izhah
e.       Metode targhib dan tarhib




DAFTAR PUSTAKA



An Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta :
                        Gema Insani. 1995.
Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press,
2002.
Mujib, Abdullah. Ilmu  Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset. 2008.
Ubhiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II.  Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html. diakses 20
                        Maret 2012.



























Metode Pendidikan Agama Islam

*Oleh Imam Muttaqin

Latar Belakang

Pendidikan agama merupakan bagian penting dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil. Agama islam sebagai bagian dari sejumlah agama didunia, merupakan agama yang mempunyai pandangan hidup bahwa dunia adalah sesuatu yang fana dan permaianan belaka. Manusia beragama akan lebih mementingkan kehidupan akhirat sehingga ia akan menjadikan dunia ini sebagai lapangan kebajikan untuk memperoleh kehidupan yang sempurna di akhirat kelak.
Salah satu jalan untuk mencapai kehidupan kamil ini adalah dengan adanya pendidikan agama, lebih khusus yakni pendidikan agama islam sebagai agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun demikian realitanyamenunjukkan adanya kegagalan pendidikan agama islam di lingkungan kita.
Pendidikan agama islam sebagai bagian dari pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dalam mencapai tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia yang kamil. Pendidikan sebagai transfer of knowledge merupakan mata tombak utama dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber utama ajaran agama islam. Dimana dengan adanya pendidikan ini maka ajaran-ajaran agama dapat diwariskan kepada generasi berikutnya dan benar-benar terinternalisasi dalam diri generasi mendatang.
Salah satu alat pendidkan agama islam yakni metode pendidikan agama islam. Yang mana dengan menggunakan metode yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam. Dengan mengetahui metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menyampaikan materi-materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai dengan lebih mudah.

Pengertian Metode Pendidikan Agama Islam

Sebelum lebih jauh membicarakan lebih jauh tentang metode pendidikan agama islam, maka pada bagian ini kami akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dari metode pendidikan agama islam itu sendiri. Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani ”methodos” dan dalam bahasa Inggris ditulis dengan ”method”.
Secara terminologi metode diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu[1]lebih dari itu metode didefinisikan sebagai cara kerja atau cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu[2]. Dan hampir sama dengan arti tersebut metode diartikan sebagai cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu.[3] Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia tahun 1988 sebagaimana yang dikutip oleh Erwati Aziz, metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[4]
Pengertian seperti diatas dapat digunakan pada berbagai objek termasuk pendidikan. Sehingga metode pendidikan  merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada anak didik. DR. Nana Sudjana mendefinisikan metode pendidikan sebagai cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pendidikan.[5] Dan ketika dilekatkan dengan agama islam maka definisinya adalah metode tentang pendidikan materi-materi agama islam.
Dari pengertian diatas kami merumuskan pengertian metode pendidikan agama islam sebagai cara kerja yang teratur dan sistematis serta memikirkan semua faktor-faktor yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam atau untuk menyampaikan materi-materi pendidikan agama islam secara efektif dan efisien.

Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Pendidikan

Metode pendidikan merupakan salah satu sarana yang amat penting dalam mencapai tujuan pendidikan.  E. Mulyasa menuliskan bahwasannya dalam proses interaksi edukasi seorang pendidik atau guru harus mampu memberikan pengalaman yang bervariasi, serta memperhatikan minat dan kemampuan siswa.[6] Masih menurut E, Mulyasa bahwasannya pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru. Senada dengan E. Muyasa, Nana Sudjana menyatakan bahwa proses interaksi edukasi  akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibanding dengan guru. Oleh karena itu metode belajar yang baik adalah yang dapat menumbuh kembangkan kegiatan belajar siswa.[7]
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum memilih metode yang akan kita pakai. Winarno Surahmat menyatakan bahwa setidaknya ada lima faktor yang perlu kita perhatikan yakni[8] :
a)    Siswa (dengan berbagai tingkat kematangan dan minatnya)
b)    Tujuan (dengan berbagai jenis dan fungsinya)
c)    Situasi (dengan berbagai keadaannya)
d)   Fasilitas (dengan berbagai kuailitas dan kuantitasnya)
e)    Pengajar (dengan bernagai kemampuannya)
Sedangkan Wenstenlein juga mempertimbangkan lima hal dalam menetukan metode pendidikan yang akan dipakai, yakni[9]:
a)    Tujuan
b)   Lingkungan pendidikan dan peralatan
c)    Sistem pendidikan
d)   Kebutuhan anak didik
e)    Kemampuan pendidik
Sedangkan Ahmad Pathoni dalam bukunya metodologi pendidikan agama islam menuliskan bahwasannya ada 6 faktor yang mempengaruhi metode pendidikan[10], anatara lain :
a)    Tujuan pendidikan
b)   Bahan pendidikan
c)    Guru/pendidik
d)   Anak didik
e)    Situasi mengajar
f)    Faktor lain, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jenis metode tersebut.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pendidikan tidak jauh berbeda. Satu sama lain saling melengkapi dan terkadang hanya penyusunannya saja yang berbeda.

Metode-Metode Pendidikan Agama Islam

Pada dasarnya metode yang dipakai dalam pendidikan secara umum tidak beda jauh dengan metode yang dipakai dalam pendidikan agama islam. Metode-meyode yang dipakai dalam pendidikan agama islam banyak macamnya dan tentu saja dapat kita kembanagkan.
Abdur-Rahaman an-Nahlawi sebagaimana yang dikutip olehErnawati aziz mengemukakan beberapa metode pendidikan islam sebagaimana berikut [11]:
a)    Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi.
b)   Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
c)    Amtsal Qur’ani dan Nabawi.
d)   Teladan
e)    Pembiasaan dan pengamalan
f)    Ibroh dan Mau’izoh
g)   Targhib dan tarhib
Sedangkan A. Patoni menyebutkan lima belas metode yang bisa dipakai dalam pendidikan agama islam yakni[12] :metode ceramah, tanya jawab, diskusi/ musyawarah atau sarasehan, tugas, permainan dan simulasi, latihan siap, demonstrasi dan eksperimen, karya wisata atau sinau wisata, kerja kelompok, sosiodrama dan bermain peran, sistem belajar beregu, pemecahan masalah, proyek dan unit, uswatun khasanah, dan metode anugerah.
Secara garis besar beberapa ahli juga menjelaskan hal yang sama tentang metode-metode yang bisa dipakai dalam pendidikan sebagaimana yang kami sebutkan diatas. Dan disini kami akan mencoba menjelaskan beberapa metode sebagaimana yang kami sebut diatas.
>>Metode Ceramah<<
Metode ini sering juga disebut sebagai ”one man show method” merupakan bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan  oleh seseorang terhadap sekelompok pendengar.[13] Metode ini sangat tepat jika digunakan untuk menyampaikan suatu informasi. Kelebihan metode ini adalah[14]:
  • Biayanya murah
  • Dapat menyajikan pelajaran kepada murid dalam jumlah yang besar dalam waktu yang sama
  • Mudah mengulang lagi jika diperlukan
  • Seorang guru yang mampu berceramah dengan baik akan menjadikan materi yang disampaikan lebih menarik
  • Memberikan pengalaman keada murid untuk belajar mendengar dan memahami dengan baik perkataan orang lain
  • Memberi pengalaman kepada murid untuk membuat catatan-catatan kecil (membuat ringkasan)
  • Materi yang ddisusun dengan sisitematis dapat dapat menghemat waktu belajar
Namun demikian metode ini juga memiliki kelemahan.Kelemahan metode ini adalah:[15]
  • Perhatian murid hanya pada guru dan terkadang guru dianggap paling benar. Sehingga dalam metode ini gurulah yang aktif.
  • Terdapat unsur paksaaan, yakni murid harus mendengar apa yang disampaikan guru dan menganggapnya benar setiap jalan fikiran guru.
  • Pada pendidikan dasar metode ini kurang baik jika dilaksanakan 100%. Hal tersebut dikarenakan dimungkinkan adanya keengganan murid untuk bertanya terhadap istilah atau sesuatu yang belu  difahami oleh murid.
Dalam pendidikan agama metode ini sangat tepat untuk menyampaikan materi tentang tauhid. Karena tauhid merupakan materi yang sukar untuk didiskusikan serta tidak dapat dipragakan.
>>Metode Tanya Jawab<<
Metode ini merupakan metode yang memungkikan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic[16]. Metode yang biasanya dipadukan dengan metode ceramah ini mempunyai fungsi sebgai tolak ukur utuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta untuk memberikan latihan dan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dikuasai.[17]
Sikap guru dalam menerima jawaban dari anak didik adalah jangan mematahkan semangat serta jangan terlalau menonjolkan kesalahan murid yangdapat mengurangi harga dirinya didepan yang lain.[18] Dalam pendidikan agama metode ini dapat digunakan sebagai jalan untuk segera menemukan kesalahfahaman terhadap materi agama. Karena kesalahan kecil dapat menimbulkan madhorot yang sangat besar jika seorang murid memahami hal agama tidak sesuai dengan apa yang guru sampaiakan.
>>Metode Diskusi/ Musyawarah atau Sarasehan<<
Diskusi merupakan metode dengan jalan saling tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu.[19] Fungsi dari diskusi adalah utnuk merangsang murid untuk berfikir dan mengeluarka pendapatnya sendiri, serta ikut menymbangkan fikiran dalam suatu masalah. Juga sebagai sarana mengambil satu jawaban yang aktual atau suatu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama.[20] Keistimewaan metode ini dalam pendidikan agama antara lain :[21]
  • Mendidik murid untuk saling bertukar nformasi, pikiran dan pendapat
  • Memberikan kesempatan murid untuk menghayati pembaharuan suatu problematika secara bersama-sama.
  • Memberikan kesempatan murid untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sudut pandang dan sumber.
  • Memeberikan kesempatan kepada murid untuk berdiskusi dibawah asuahn guru
  • Mengembangkan solidaritas dan sikap toleransi terhdap berbagai pendapat yang bervariasi.
  • Membina murid untuk berfikir matang sebalum bicara.
  • Mengajarkan kepadamurid untuk berfikir dan menyampaiakan pendapat secara logis dan sistematis.
Namun demikian biasanya diskusi hanya berjalandiantara murid-murid yang pandai bicara saja. Sehingga diperlukan pimpinan diskusi yang lihai untuk memandu sebuah diskusi.
>>Metode Tugas<<
Yakni suatu cara dimana dalam proses belajar mengajar guru memberikan tugas tertentu kepada murid untuk dikejakan yang kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru tersebut.[22] Dalam istilah lama metode ini kita kenal sebagai PR ”pkerjaanRumah”. Namun dalam pengertian baru tugas diartikan sebagai suatu perencanaan atau pengorganisasian bersama antara murid mengenai sesuatu hal.[23] Keistimewaan metode ini adalah :[24]
  • Murid-murid berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
  • Baik sekali untukuntuk mengisi waktu terluang dengan masalah-maslah yang konstruktif
  • Membiasakan anak untuk giat belajar.
  • Murid-murid dapat belajar dan bekerja dalam suasana yang demokratis.
>>Metode Permainan Dan Simulasi<<
Metode ini merupakan bentuk pendidikan dengan menduplikasikan bagian-bagian peting dalam bentuk yang sesungguhnya kedalam bentuk permainan.[25] Simulasi merupakan cara menjelaskan sesuatu mellaui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebanarnya.[26] Bentuk dari permaiana simulasi ada beberapa macam antara lain : peer teaching (latihan mengajar oleh siswa kepada teman-teman calon guru), sosiodrama, psikodrama, simulasi game, role playing.
Metode ini merupakan metode yang dipakai jika seorang guru bertujuan unutk melatih siswa berbaur dalam masyarakat dengan berbagai problematikanya. Sehingga siswa belajar untuk bertindak dan bertingkah laku dalam situasi sosial tertentu.
Dalam pendidikan agama metode ini sangat cocok digunakan untuk menanamkan akhlakul karimah dalam diri siswa.
>>Metode Latihan Siap<<
Metode ini biasanya dipakai untuk materi-materi yang bersifat motoris dan keterampilan. Metode ini digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan yang biasanya memerlukan latihan secara terus-menerusterhadap suatu bahan pelajaran.
Hasildari metode ini adalah menambah daya fikir atau daya ingat serta bertambahnya pengetahuan atau pemahaman siswa.[27] Dalam pendidkan agama metode ini bisa dipakai dlam rangka mengajarkan baca tulis al-Qur’ar serta praktek-praktek ibadah.
>>Metode Demonstrasi Dan Eksperimen<<
Demonstrasi merupakan metode dengan jalan pengajar memperlihatkan  suatu proses kepada anak didik. Sedangkan eksperimen merupakan metode engan jalan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengerjakan serta mengamati proses dan hasilyang dikerjakannya.[28] Dalam pendidikan agma metode ini bisa dipakai untuk menjelaskan tentang mengurus mayat, tata cara ibadah haji, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk :[29]
  • Memberikan keterampilan tertentu
  • Mempeermudah berbagai jenis penjelasan karena penggunan bahasa lisan dlam metode ini terbatas.
  • Mengurangi atau mengurangi proses interaksi edukasi yang bersifat verbalistik
  • Membantu murid untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik
>>Metode Karya Wisata Atau Sinau Wisata<<
Nana sudjana menyebut metode ini dengan ” Field Trip”. Dalam pendidikan agama metode ini sangat baik digunakan untuk lebih menanamkan keimanan kepada siswa dengan mengunjungi langsung tempat-tempat wisata dan lainnya untuk lebih mengenal ayat-ayat Allah yang ada di alam ini.
>>Metode Kerja Kelompok<<
Yakni dengan memandang anak didik kedalam satu kelompok sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan gotong royong. Sebagai metode interaksi edukatif, kerja kelompok dapat diterapkan utnuk berbgai bahan atau materi pelajaran untuk berbagai macam tjuan proses belajar-mengajar.
>>Metode Sistem Belajar Beregu (Team Teching)<<
Yakni metode mengajar sekelompok siswa dengan dihadapi oleh beberapa guru.dalam metode ini kita juga bisa mendatangkan para ahli dibidangnya atau pengajar non formal.[30] Dengan metode ini diharapkan pemahaman siswa akan lebih luas dan mendalam.
>>Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)<<
Yakni metode pendidikan dengan menyajikan bahan pelajaran dengan mengajak dan memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Metode ini sangat baik untuk melatih siawa berfikir kritis dan dinamis terhadap suatu masalah tertentu.
Menurut Gagne (1985) kalau peserta didik dihadapkan pada suatu masalah pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tettapi juga akan belajar sesuatu yang baru.[31]
>>Metode Proyek Dan Unit<<
Metode proyek yang disebut juga sebagai metode unit merupakan metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisir sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakana dan mengandung suatu pokok masalah.[32] Dalam metode ini anak didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut denga mengikuti langkah-;angkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis. Menurut J. Dewey langkah-langkah umum yang dipakai adalah merealisir adanya suatu permasalahan, kemudian menyusun hipotesa yang kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data dan informasi. Data yang terkumpul tentunya belumtentu benar dan sesuai dengan permasalahan kitasehingga perlu dianalisis. [33]
>>Metode Uswatun Khasanah<<
Menurut Ahmad Fatoni metode ini merupakn metode yang paling tua dan sulit. Yakni menyampaikan pendidikan agama melalui contoh yang baik dari pendidiknya.
Metode ini merupakan metode yang mempunyai penruh besar dalam pendidikan agama islam. Bahkan menurut Ahmad fatoni merupaknmetode yang menentukan keberhasilan dari pendidikan agama islam[34] kita semua tentu menyadari bahwa apa yang dilihat dan dilakukan oleh seorang pendidik agama merupakan tambahan dari daya didiknya. Sehingga jika seorang guru agama tidak mencerminkan tinakan yang agamis dalam perilaku kesehariannya tentu akan melumpuhkan daya didiknya.
>>Metode Anugerah.<<
Islam mengenalkan umatnya dengan adanya pahala sebagai bentuk imbalan dari tindakan khasanahnya. Dan terbukti bahwa pahala sangat mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan ajaran agamanya. Setiap manusia yang normal tentu mempunyai harapan dan keinginan. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh metode ini. Dengan adanya anugerah anak didik didorong untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan anugerah sebagai imbalannya. Imbalan tersebut dapat berupa pujian, penghormatan, hadiah, tanda penghargaan, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya metode-metode yang kami jelaskan diatas merupakan pilihan yang tentunya masih dapat dikembangkan. Dan tentunya metode-metode yang dianggap baik masih bisa kita gnakan dalam proses interaksi edukasi. Metode-metode diatas dengan berbagai tujuan yang hendak dicapainya bukanlah metode-metode yang berdiri sendiri melainkan metode-metode yang perlu untuk dikolaborasikan shingga proses interaksi edukasi yang ada akan lebih menarik lagi. Untuk itu diperlukan kreatifitas dari pendidik dalam menggunakan metode-metode tersebut.



[1][1] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), 99
[2][2] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2002), 41
[3][3] Abdullah Mujib,  Ilmu  Pendidikan Islam