I DREAM
“Mimpi bagi sebagian orang mungkin merupakan
hal yang biasa, namun ketika dunia ini berubah karena hal yang biasa seperti
mimpi, apakah anda masih bisa bermimpi memimpikan impian yang mampu merubah
dunia anda sendiri?”.
Prologue
Pernah
memiliki pekerjaan yang tidak kau sukai dan bekerja sangat keras? Hari yang
melelahkan dalam bekerja, akhirnya kau pulang, berbaring ditempat tidur,
menutup matamu. Kemudian kau bangun dan menyadari sepanjang hari saat bekerja
ada dalam mimpimu. Sudah cukup buruk kau menjual kehidupan sadarmu untuk upah
yang minim, namun sekarang mereka juga mendapatkan mimpimu secara gratis. Aku
yang masih ingusan sendiri mengerti bagaimana pedihnya kehidupan ini. aku tidak
menyalahkan siapapun, aku hanya membanggakan mimpi.
“Mimpi”, tidak sekecil itu, dari yang terkecilpun itu
dimulai dari mimpi, karena semua orang pasti pernah bermimpi. Sebagian menganggapnya
bunga tidur, kemudian yang lain menambahkan mimpi sebagai fenomena yang mirip
ilusi. Awalnya aku tidak berpikir demikian, dan umumnya apabila orang
berkata awalnya maka akhirnya tentu akan mudah ditebak, namun
saya bukanlah tipe yang mainstream, berusaha mencari hal yang baru dan
berbeda dari orang lain menjadi motto utamaku. Jika awalnya aku tidak berfikir demikian maka akhirnya
pun juga akan demikian.
“Huh
aternatifnya pendirianku mengalahkanku”. Sambil menghela nafas.
Namun
sesekali pernahkah kamu berfikir untuk mengontrolnya? Ini seperti, hidupmu adalah apa yang kau ciptakan, sesuatu
seperti yang kamu inginkan mungkin dengan mudah dapat kamu wujudkan. Bagaimana
jika seandainya beberapa kesempatan diberikan padamu? Kalau Aku tentu akan membuat yang terbaik untuk itu. Pertama, Kau
harus menyadari bahwa kau sedang bermimpi di tempat itu. Kau harus bertanya
pada dirimu, "Apakah ini mimpi?" Kebanyakan orang tidak akan bertanya
pada diri mereka. Sleepwalk di kesadaran dan wakewalk didalam
mimpi, seorang eksentrik seperti aku tentu tidak memiliki masalah dengan itu.
Tepat
hari ini, ulang tahun sekaligus dua digit pertamaku, aku bersyukur hanya
dihadiahi artikel berjudul “this man” oleh google, beberapa orang yang telah
membacanya merasa ingin tahu bagaimana mungkin satu orang muncul di mimpi
ribuan orang berbeda dari belahan dunia ini, beberapa orang yang pernah
memimpikan “This Man” mengatakan “ia muncul ketika kami sedang tersesat dan
tidak tahu arah untuk kembali”, “ia muncul dan terbang bersamaku”.
“Huft, Hari
ini terlewati seperti biasa”, sahutku kembali dalam hati.
Aku
selalu berharap akan ada hal yang menarik dan berkesan setiap harinya. Sambil menuju
ke kamar untuk tidur, sejenak aku merenungkan rencana yang hebat untuk hari
esok.
Ketika
bangun semuanya terasa begitu mudah atas apa yang pernah aku alami, yah mungkin
karena kejadian kemarin yang membuat saya so pintar karena teori-teori yang
saya buat. Aku pun bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Karena
terlambat bangun, di rumahku terlihat kosong, pengaruh “Monday Thriller ” ternyata semakin menjadi-jadi
di era modern ini, orang tua dan saudara-saudara ku sepertinya telah pergi
mengurus urusan mereka masing-masing bahkan di pagi hari. Namun berawal dari
kejadian ketika kembali ke kamarku, suasana mulai menjadi suram 190°, langit
terlihat gelap, tembok-tembok retak, hujan gerimis yang berbau minyak mulai
turun. Hal ini bukan terjadi secara tiba-tiba melihat keadaanku memang setangah
sadar melangkah menuju kamar mandi. Namun entah mengapa detak jantungku mulai
berdenyut kencang, saya bahkan tidak berfikir untuk mengontrolnya sekuat
tenaga, ditambah lagi ibu ku sendiri muncul di kamarku dengan sosok yang tua
rentah, sambil menatapnya aku mulai berifikir bagaimana hal mustahil seperti
ini bisa terjadi. Sambil menatapku kebingungaan, Ibuku berkata,
“Aku tidak bisa menjelaskan semua hal dari 3000
tahun sejak kamu terakhir tertidur nak.”
Entah
bagaimana bisa aku yang masih muda bisa terus hidup dan melihat ibuku dengan
keadaan seperti itu. Hal pertama yang muncul dipikiranku setelah sadar bahwa
sekarang saya berada di masa depan adalah menyia-nyiakan waktuku, aku merasa
tidak tahu harus berbuat apa-apa, teman-temanku yang dulu sia-siakan, orang
tuaku yang tidak sempat aku bahagiakan serta yang paling membuatku drop adalah
kehidupanku yang tidak mampu aku bagi bersama dengan orang yang aku sayangi.
Setelah
merenung lama, dan mengusap mataku, memulai untuk menerima semuanya,
pandanganku sangat buram, keringat dingin seakan menyelimuti sebagian tubuhku,
akupun terbangun dan menyadari bahwa semua yang aku alami tadi hanyalah sebuah
mimpi, aku bahkan tidak pernah berfikir kejadian seperti halusinasi ini mampu
aku kontrol, layaknya peran dalam sinetron, aku benar-benar terhipnotis dan
tidak mampu lari darinya, dunia yang begitu berbeda membuat saya seakan hidup
didalamnya. Aku tidak mengerti entah apa yang terjadi dalam hidupku, sebelumnya
anggapanku tentang mimpi mungkin berlebihan dan aku sama sekali tidak punya
masalah dengan itu. Sepertinya realisasi dari pemikiranku belum siap aku jalani
dan mungkin aku takkan memandang dunia dengan cara yang sama lagi, ditambah aku
merasa ini hanya awalnya dan terus akan berlanjut.
Chapter 1 ; LUCID SOCIETY
Inception
Mimpi
aneh ini membuat pemikiranku sedikit berubah, akan tetapi aku masih yakin
setidaknya ada sesuatu yang bisa dijelaskan. Diawali ketika aku merencanakan
sesuatu sebelum tidur. Waktu itu aku sangat berharap ke esokan harinya
dapat menjadi hal yang tidak akan aku lupakan, semua orang mengagumiku, ibarat
hidup ini merupakan film yang pemeran utamanya adalah saya sendiri. Saya
mengakui hal tersebut mungkin terlalu egois dan tidak heran mimpiku di malam
itu seperti yang terlihat. Aku juga memiliki visi agar semua manusia di muka
bumi ini mampu hidup tenang dan tentram, pada dasarnya saya ini juga adalah
orang yang baik dan dengan menjadi orang yang baik kemudian dikagumi maka semua
manusia akan menuruti keinginanku. Pengamatanku jika manusia tidak terlalu
banyak berfikir untuk menolak dan menerima perintah dari orang yang baik
maka alangkah indahnya dunia ini kelihatan.
Singkatnya
hari ini beberapa dari waktuku jadi terbuang hanya untuk memikirkan satu hal,
Oleh karena itu saat menjelang tengah hari aku pun berusaha memikirkan banyak
hal yang berguna untuk menghabiskan beberapa waktuku yang terus berjalan. Hal
ini juga bernilai positif ditambah mimpi kemarin berusaha mengingatkan saya
agar tidak menyia-nyiakan waktu hidupku, mulai dari kegiatan membantu
keluargaku sampai disaat aku berguna bagi teman-temanku. Saya merasa yakin
tidak ada tempat lagi bagi mimpi untuk menggangguku. Sementara memikirkan hal
itu semua, tiba-tiba hal buruk kembali menimpaku, badanku tidak mampu aku
gerakkan, aku tidak bisa bernafas sama sekali, waktu itu aku berharap seseorang
menolongku akan tetapi suara pun sepertinya tidak mampu terucap, walaupun
mataku mampu bergerak ke kanan dan ke kiri. Sleep Paralysis secara
ilmiah banyak dijelaskan terjadi ketika otak mendadak terbangun namun tubuh
sama sekali belum siap merespon. Aku yakin ini pengaruh kebanyakan berifikir. Setidaknya
itu yang aku ketahui hingga saat ini, dan aku beruntung pelajaran biologi waktu
itu aku tidak tidur.
Aku
merasa ada sesuatu yang tidak normal terjadi dalam diriku, sejak kemarin masalahku
selalu dimulai ketika tidur. Aku berusaha menenangkan diri dan berdoa sejenak
setelah keadaan menegangkan tadi. Di malam harinya aku berharap semoga tidak
akan ada lagi hal yang aneh terjadi dalam tidurku. Di malam itu aku pun
tertidur namun keinginan saya untuk tidur dengan nyenyak sepertinya kembali
terganggu, di Mimpiku saya masuk kedalam rawa yang gelap berisi
hewan-hewan mengerikan, mereka hanya
menampakkan sinar mata yang berwarna hijau seakan menatapku lebih dalam dari seekor
predator di malam hari, ketika itu aku hanya berjalan lurus berharap keadaan ini
cepat berakhir,
Sesampainya
di batu besar yang aku yakini sebagai tempat pemberhentian, aku disapa oleh
seorang berperawakan tinggi dengan topi hitam mirip seorang pesulap. Tanpa
basa-basi orang itu menyapaku dengan nada datar:
“Hai selamat datang Lucid, apa ada yang bisa Grim
bantu”?
Walapun
singkat dan aneh, saya menyimpulkan tiga hal, pertama orang ini bernama Grim,
ia juga mengatakan hal tersebut menandakan ia mengetahui bahwa saya butuh
bantuan dan terakhir ia tidak suka berbicara panjang lebar. Aku hanya diam
meresponnya, Aku curiga jika mengikuti keinginannya mungkin saya terlihat lemah
dan jadi mangsa bagi siapapun yang berniat jahat kepadaku.
Mungkin
dengan alasan itu Grim membuatku agar lebih merespon dirinya, ia berkata;
“Apakah
kamu ingat kamu pernah lumpuh dalam tidurmu? apakah engkau tidak menyadarinya?
jadi menurutmu keadaanmu kini dan keadaanmu sebelumnya itu tidak berkaitan?”
Dalam
hatiku “Wah kesimpulan terakhirku keliru, sumpah baru kali aku bertemu dengan
orang yang terus berbicara dan bertanya sampai tiga kali kepadaku bahkan
sebelum aku respon.”
(Grim
melanjutkan) ”Bagi sebagian orang, lumpuh dalam tidur adalah hal yang
menakutkan, namun bagaimana pun juga itu adalah tugasku sebagai Paralyzer di
dunia yang aneh ini. Aku mengikat beberapa otot kunci dari bagian tubuh
manusia, seperti otot lidah, kaki tangan dan lainnya, huh sungguh menyusahkan”.
“Mengapa
ia masih berbicara”? aku mulai kesal.
“Namun
aku tidak dapat menjelaskan alasanku melakukannya,” Grim terus saja berbicara.
“Aku juga
tidak ingin tahu, aku hanya ingin pergi dari sini”. Sahutku dalam hati.
Namun ketika aku berniat ingin meninggalkannya karena tidak tahan, Dengan nada
sinis, Grim kemudian berkata;
“Mengingat kita pertama kali bertemu apakah
kau tidak ingin ingin mengetahui mengapa hal aneh selalu terjadi dalam tidurmu”?
Aku pun
merasa penasaran dengan pertanyaan serius tadi, akhirnya aku pun meresponnya;
“Mengapa kau
bisa mengetahui masalahku, apakah ini semua karena perbuatanmu?”
“Yah mungkin tidak semuanya, akan tetapi ada
beberapa hal penting yang harus saya jelaskan padamu, sebelumnya mari kita pergi
dari tempat membosankan ini”. Kata Grim sambil membawa saya berjalan-jalan
mengenal lebih lanjut tentang dunia aneh ini.
“Sekarang
ini sepertinya telah terjadi ketidak seimbangan antara dunia nyata dan dunia
ini, lagi. Ah kami menyebut dunia ini sebagai dunia Lucid, dimana mereka yang
bermimpi di duniamu memiliki kesadaran penuh di dunia ini, bekerja, bermain,
dan berinteraksi, semuanya berkumpul membentuk suatu Lucid Society seperti yang
kamu lihat semua orang disini, memang mereka semua memiliki kesadaran untuk
berfikir akan tetapi ada satu hal yang mereka tidak sadari,
“Apa itu?” sahutku.
“Mimpi!
“Bisa dikatakan mereka
hanya NPC didunia ini. jawab Grim”.
“Mengapa bisa, kamu bilang tadi mereka
memiliki kesadaran”? seraya balik bertanya.
Dengan menghela nafas, Grim
pun berkata;
“Huh, sungguh menyusahkan, baiklah coba pungut
batu itu!”
Walaupun agak kesal aku
terpaksa mengikuti perintah Grim.
“Sekarang lempar dengan sekuat tenaga ke salah
satu Lucid Dreamer”. Kata Grim.
“Huh kamu bercanda, “sahutku
“Sudah
lakukan saja, huh sungguh menyusahkan orang ini” Paksa Grim.
“Baiklah
kalau orang itu marah, kamu yang tanggung”, aku pun dengan sungguh-sungguh
melempari punggung salah satu lucid dreamer setelah melihat persetujuan dari
raut muka Grim.
Hebatnya,
beberapa detik sebelum batu yang aku lempar itu mengenai punggungnya, tiba-tiba
lucid dreamer itu berbalik dan menangkapnya,
”Hai
bocah berhenti bermain-main. Apa kau mau aku tidur selama-lamanya (mati)?”
Aku pun
meminta maaf dan berkata ini bukan salahku tapi Grim. Entah apa yang terjadi
lucid dreamer itu malah berbalik dan melanjutkan kegiatannya semula, seolah menyegani
keberadaan Grim. Melihat kondisi itu, aku pun sedikit mulai mengerti. Mereka
memang memiliki kesadaran penuh di dunia ini ditambah kemampuan reflect yang
sangat luar biasa, namun mereka seakan menolak berfikir bahwa ada dunia lain
yang lebih nyata dari dunia ini.
Di
perjalanan, Grim menjelaskan banyak hal yang telah terjadi di dunia ini, hal
itu mustahil ia jelaskan semua toh dia berfikir suatu saat aku akan
menyadarinya sendiri. Ia pun menambahkan bahwa sekarang ini telah diumumkan Quest
bagi para dream travellers.
“Dream
Travellers atau Dreller merupakan istilah bagi orang dari duniamu yang mampu
mengendalikan mimpi mereka di dunia ini, kemampuan mereka mirip lucid dreamer,
namun yang berbeda adalah mereka sadar kalau dunia ini adalah mimpi. Seingatku
sekarang ini hanya ada 10 orang, jumlahnya memang sedikit karena kemampuan
mereka itu adalah bakat yang hanya dimiliki oleh beberapa orang selama 300
tahun sekali per generasi, mereka akan terus hidup di dunia nyata mencari inang
yang baru, akan tetapi mereka mortal/bisa mati di dunia ini. Aku tidak terlalu
berbakat berpanjang lebar”. Kata Grim
Mendengar
ocehannya aku mulai curiga ia akan kembali berpanjang lebar.
”Sepertinya
ia tidak sadar, tunggu dulu ia membuat dirinya seolah memegang bagian tertinggi
di percakapan ini, membuat dirinya sebagai pusat perhatian. Aku tidak bisa
membiarkan hal ini, “Baiklah aku……”
Ternyata benar, Grim menghiraukanku dan melanjutkan
perkataannya;
“Akan
tetapi mereka semuanya berjumlah 30 orang dan hanya tersisa 10 orang sekarang
ini, yah walaupun kemampuan mereka itu unik akan tetapi kaum mereka yang paling
lemah di dunia Lucid ini, tugas mereka hanya memenangkan quest yang diberikan
oleh para Dream Society” (kita sebut NPC).
(Gerincingan Lonceng
tiba-tiba berbunyi)
“Baiklah
sepertinya permainan menarik ini sudah dimulai. Kamu duduk saja disini, aku
yakin kamu pasti tertarik.”
Karena
tidak tahu apa-apa, aku pun menyerah mengikuti keinginan dan penjelasan Grim.
“Grim
sekarang bagaimana, mengapa tidak terjadi apa-apa?
“Sekarang kamu coba lihat ke langit!” Jawab Grim.
Seketika
itupun aku merasa takjub melihat sekumpulan orang yang melayang dengan
kecepatan yang luar biasa di langit, namun yang membuat mata dan mulut saya
tidak bisa tertutup yaitu karena terlena dengan permainan yang mereka mainkan,
permainan itu mirip sepakbola salah satu olahraga favoritku di dunia nyata. Mereka
memainkan sebuah bola mirip cahaya dengan kaki, memberikan umpan ke rekan
mereka untuk mencetak gol ke wilayah lawan, yang berbeda adalah mereka
melakukan hal tersebut dengan melayang di udara. Lubang hitam yang aku yakini
sebagai gawang juga tampak mencurigakan, hanya ada satu dan bahkan mereka tidak
berniat untuk menjaganya.
“Huft
sepertinya aku harus menerima semua hal yang aneh ini.” Ujarku sambil menghela
nafas.
Sambil
tertawa licik, Grim memperjelas penjelasannya.
“Hhe yang kamu lihat itu hanya sebagian,
sebenarnya tujuan dari permainan ini adalah melindungi wilayah NPC dibawah sini,
coba kamu perhatikan lawan dari para Dreller?”
Sambil
melihat ke wilayah lawan, Aku pun sedikit merasa aneh sebap tidak satu pun dari
lawan yang berada di arena. Tiba-tiba di belakangku muncul sesosok makhluk
hitam yang melayang memancarkan aura gelap, aku pun tidak dapat bergerak dan
berteriak seperti saat mengalami paralyze waktu itu. Namun bola cahaya
menyelamatkanku darinya, ternyata itu adalah bola yang ditendang langsung oleh
salah satu Dreller dari atas,
“Haha seperti itulah maksud quest yang
diberikan, para Dream Travellers berusaha menjaga Dream Society dari gangguan
lawan. Cara yang paling efisien adalah melenyapkan semua lawan. Ah sepertinya
kata “lawan” terlalu sentimentil, lebih tepatnya itu adalah Hollow”. Kata Grim sambil
tertawa menyaksikan jalannya permainan ini.
Aku pun
mulai mengerti dan terus menyaksikan permainan menarik ini, skill yang mereka
perlihatkan tidak kalah hebat dari permainan professional di duniaku. Mereka sangat
nyaman dan terlihat mudah ketika mengendalikan permainan sesuai dengan
keinginannya di dunia ini, seperti yang Grim jelaskan sebelumnya karena mereka
memiliki kemampuan mengendalikan dan memanipulasi gerakan yang mustahil
dilakukan di dunia nyata.
Kekaguman
tersebut tidak berlangsung lama, waktu itu aku melihat dari kejauhan seorang NPC
terlihat tidak memiliki harapan hidup lagi, melihat Hollow didepannya berada
sangat dekat, tiba-tiba salah satu dari Dreller berhasil mengenai dan menembus
tubuh Hollow dengan bola cahaya, ternyata bola yang bahkan melayang bagaikan
peluru itupun belum bisa mengalahkan lawan, hanya membuatnya seperti menembus
bayangan, Hal yang mengejutkan pun terjadi, tepat dibelakang Hollow tersebut bola
yang menembus badannya justru mengenai NPC tadi. Tubuh Hollow seperti biasa
tidak akan lenyap dengan serangan seperti itu. Semua NPC pun mengangah tanpa
berkata-kata serta memperlihatkan muka kesedihan.
Grim
berkata; ”ah aku lupa peraturannya, sekarang kamu sudah tahu bahwa tujuan dari
permainan ini adalah melindungi NPC, jadi kamu pasti sudah bisa menebak
bagaimana jika sebaliknya justru membunuh NPC, yah konsekuensinya sama dengan Hollow
ketika diburu yaitu mereka harus lenyap dan tidak akan muncul lagi.”
Kondisi
ini bagi para dreller justru sangat merugikan, disatu sisi mereka harus
melindungi NPC yang resikonya harus melenyapkan para Hollow yang juga memiliki
hak untuk melenyapkan para Dreller, disisi lain jika mereka gagal melindungi NPC
tepat dihadapan mereka, maka otomatis mereka akan ikut lenyap dari dua dunia.
Sepertinya aku mulai mengerti sebelumnya Grim mengatakan para Drellers itu
lemah.
Aku pun
tidak bisa membiarkan hal itu, entah mengapa tubuh ku serasa panas ingin
berpartisipasi dalam game namun aku hanya dapat menutup mataku menyadari bahwa
sepertinya aku hanya sebagai NPC didalam dunia ini, aku pun kembali membuka
mataku dan berharap keadaan ini berubah, tiba-tiba tanpa aku sadari aku sudah
melayang di udara, semua NPC merasa heran mengapa aku bisa melayang dan membuat
diriku terlihat oleh semua orang.
Aku merasa
seluruh tubuhku sangat ringan, baru kali ini aku sebebas angin mengendalikan
tubuhku. Aku pun mulai bergabung dengan para Dreller yang tersisa, walaupun
gerakanku tidak sesempurna saat mereka melayang akan tetapi saya berusaha
mengikuti setiap detail gerakannya tanpa menghambat mereka semua. Ditengah
kehebohan itu salah satu Dreller menghampiriku, sepertinya mukanya tampak tidak
asing bagi saya namun, hal yang terpenting adalah menyelesaikan quest ini.
Seakan Dreller tersebut mengetahui isi pikiranku, ia pun bertanya kepadaku;
“Apakah
kamu tahu tujuan dari Quest ini?
“Untuk
melindungi para NPC” kataku.
Sambil
menatapku Dreller tersebut memberikan instruksi dengan menunjuk daerah black
hole seolah menyuruhku memikirkan kembali apa sebenarnya yang harus dilakukan
dari Quest ini.
Berfikir
karna mungkin jawabanku salah, aku pun mulai tersadar, mengapa aku begitu bodoh
tidak menyadari hal sepenting ini. Melihatku mulai mengerti akan keadaan, para
drellers mulai memberiku kepercayaan dengan memberikan umpan yang luar biasa
akurat, tentu saja aku tidak akan melepaskan kepercayaan dari rekan-rekanku,
aku pun menendang bola mirip cahaya itu sekuat tenaga sekaligus memperhatikan
kemana bola akan diarahkan selanjutnya, secara spontan arah tendangan aku
manipulasi hingga mampu mengenai dua Hollow sekaligus dan memasukkannya dalam
gawang yang mirip black hole. Tersisa delapan Hollow untuk dilenyapkan.
Para penonton
tetap tenang dan membisu, sedangkan rekan-rekanku para drellers bergemuruh di arena
quest. Sekarang aku mulai yakin dengan apa yang terjadi disini, pertama,
Quest ini diberikan oleh para NPC untuk melindungi mereka tapi NPC sama sekali
tidak berniat bekerja sama dengan Dreller, mungkin hal ini yang membuatku
sangat geram melihat jumlah Dreller saat ini terus berkurang. Kedua,
para NPC, tidak akan mati oleh Hollow. Buktinya setelah memperhatikan lebih
lanjut, Hollow terlihat sengaja mendekati NPC padahal sangat banyak kesempatan
untuk melenyapkannya hanya untuk memancing Dreller menembakkan bola cahaya ke
tubuhnya dan mengenai NPC, ditambah lagi selama permainan berlangsung hanya
satu dari NPC yang lenyap. Sehingga dalam hal ini NPC mampu adalah musuh yang sebenarnya.
Terakhir, agar tidak mengenai para NPC seperti kejadian sebelumnya, maka
tendangan bola harus mengenai Hollow, namun hal itu belum cukup karena itu atas
arahan salah seorang Dreller aku cukup mendorongnya menuju ke black hole. Seperti
yang Grim katakan sebelumnya, para Lucid Dreamers mampu mengontrol mimpinya sesuai
dengan keinginannya, maka aku pun juga berusaha memanipulasi keadaan disini
sesuai dengan keinginanku. Bola cahaya yang aku tendang dengan keras melempeng
dan mendorong tubuh Hollow untuk kemudian mengarahkannya ke black hole.
Mendengar hal tersebut, salah satu dari
Dreller pun berkata :
“Haha
kamu cepat belajar rupanya, aku jadi bersemangat, mari kita selesaikan
sekarang”.
Akhirnya
quest ini pun berakhir sesuai dengan yang diperkirakan. Semua Hollow telah
lenyap dan masuk ke Black Hole.
Unexpected Truth
Bagiku
permainan berakhir dengan memuaskan, namun banyak hal yang masih aku ingin
ketahui di dunia ini, walaupun mungkin aku juga tertarik untuk kembali
keduniaku akan tetapi aku bukan tipe orang yang ingin lari dari keadaan yang
belum terselesaikan. Salah Satu Dari Dreller mengajakku ke base para drellers. Aku
pun berpamitan dengan Grim karena sejauh ini telah membimbingku. Aku bahkan
tidak memberikan apa-apa untuk membalas kebaikanya.
Bagaikan
perjalanan yang panjang sekarang aku kembali bersama dengan orang asing yang
berbeda. Di tempat itu mereka memperkenalkan diri. Yang pertama bernama Deen,
ia orang pertama yang secara tidak langsung aku sapa di permainan tersebut, karena
terlihat berwibawa, dari awal aku sudah menduga orang ini adalah pemimpin dari
para Drellers, orang terpandai dan menutupi semua kekurangan anggotanya, yang
kedua bernama Shrief, ia mengatakan kalau dirinya sendiri adalah tipe
yang tidak pernah menyerah. Selanjutnya M, seorang laki-laki bertubuh
gempal, sepertinya ia bouncer di Drellers, orangnya gemuk namun tidak
sadar dirinya gemuk, aku juga tidak tahu kepanjangan dari M. Won,
keturunan china, badannya agak ramping, dan mungkin ini yang membuatnya paling
cepat dan lincah diantara Drellers. Anton, Dreller yang paling
bersemangat ketika Quest diumumkan, Andy, bertubuh kecil namun berjiwa
mekanis, orang memanggilnya si empat mata. Azkart, pendiam namun
disegani saat berhadapan dengan Hollow. Wing, seperti namanya ia
sangat menyukai terbang melayang di udara, dan terakhir yang tersisa yaitu Jimmy,
pribadi yang suka berteman.
Karena
telah memperkenalkan diri maka alangkah tidak sopannya jika aku tidak
memperkenalkan diriku juga. Akupun berpanjang lebar menceritakan siapa aku dan
mengapa aku bisa berada di dunia aneh ini, semua kejadian sebelumnya aku
ceritakan tanpa berfikir panjang. Aku yakin mereka adalah orang-orang yang baik
yang dapat aku percayai. Setelah mendengar ceritaku, Deen pun memberitahuku hal
yang mengejutkanku bahwa aku ini adalah Dreller, sama seperti mereka, ia
berkata;
“Kamu
sudah menyadari bahwa ini semua adalah mimpi, itu cukup membuktikan bahwa kau
adalah Dreller”, tegas Deen.
“Kalau semudah ini menjadi Dreller, mengapa
orang yang berada di Lucid Society, tidak ingin menjadi Dreller, apakah karena
ini butuh keberanian?
“Haha
kamu harus berbicara dengan salah satu NPC itu, aku yakin kamu pasti terkejut.
Walaupun kamu katakan dunia ini adalah mimpi, mereka tidak akan percaya
walaupun kau melenyapkannya.
Shrief
menambahkan;“kami para Drellers telah hidup lama di dunia ini, para NPC itu
bagaikan “robot” yang mengendalikan dunia Lucid. Kami telah berusaha menjaga
mereka tetap hidup di dunia ini dengan tujuan agar keseimbangan dunia ini tidak
goyah.
“Maksudnya
keseimbangan?” Aku kembali bertanya karena kebingungan.
Andy
menyambung penjelasan Shrief dengan mengatakan bahwa:
“keseimbangan
dan kehancuran dunia ini tergantung dari NPC. Di dunia ini ada empat
tingkatan, pertama yaitu NPC, sebagai
raja yang harus dilayani, kedua the Guardian penyedia event termasuk Quest dan
para Hollow, orang yang aku lihat selalu bersamamu itu adalah salah satunya,
belum ada yang mengetahui secara pasti jumlah mereka, namun setauku mereka
ratusan. Ketiga Hollow, dan terakhir kami, para Drellers.”
Aku
pun kembali bertanya; “mengapa kalian pada tingkat terakhir, itu bukan kasta
terlemah kan? Aku kembali bertanya.
“Yah
benar kenyataannya memang begitu.” Jawab Azkart.
Sambil menepuk pundak
Azkart, Andy pun melanjutkan penjelasannya.
“Dari
keempat tingkatan itu, kami memang yang paling lemah alasannya, seperti yang
kamu lihat di pertandingan sebelumnya, ada aturan yang harus kami patuhi selama
di dunia ini, NPC hanya mampu lenyap ketika mengenai serangan kami dari
Drellers, Sedangkan Hollow hanya mampu lenyap ketika muncul Black Hole entah
itu hasil kreasi the Guardian ataupun karena proses kejadian alam disini.
Sedangkan kami dari Drellers bisa lenyap kapan saja, baik itu serangan dari Hollow,
the guardian, bahkan NPC sekalipun.”
“Oleh
karena itu melihatmu bereaksi membela kami sebelumnya membuat kami sedikit
bahagia dan bersemangat,” sambung Jimmy.
Deen
menjelaskan, Kami Drellers hidup di dunia nyata sebagai orang yang normal,
hanya saja sebatas pribadi kedua untuk mereka yang sekarang hidup di dunia
nyata, sangat berbeda ketika tidak berada di tubuh kami sendiri. Namun sebaliknya
di dunia Lucid ini kami memegang kendali penuh”.
“Dan juga
kami menyadari bahwa semua yang terjadi ini adalah mimpi. Itu yang membuat kami
berbeda. Sangat banyak yang kami pelajari ditempat ini termasuk teknik-teknik
yang mustahil dilakukan di dunia nyata. Kami memang terlihat bebas melakukan
apa yang kami inginkan dengan memikirkannya, seperti membelokkan arah, tapi
tidak semudah membalikkan tangan. Sampai saat ini kami hanya mampu memanipulasi
gerakan-gerakan dasar, kemampuan seperti menciptakan unsur tertentu hanya
dimiliki oleh Guardian.” Sambung Wing.
Aku pun merasa
terkejut, ternyata Grim the guardian bisa sehebat itu. Tunggu dulu, apa yang
kalian maksud tadi tentang keseimbangan tadi?
“Pertanyaan
yang bagus”. Seperti yang Andy jelaskan sebelumnya ada empat tingkatan di dunia
ini. Jika tingkatan keempat yaitu Drellers tidak mematuhi perintah dari NPC, maka
otomatis NPC dengan pola pikir sederhananya akan meminta bantuan dari para
Guardian. Satu hal lagi yang perlu kamu ketahui dari Guardian, jika mereka
menggunakan kemampuannya atas keinginannya sendiri maka disuatu tempat di dunia
nyata akan ada seseorang yang mengalami Sleep paralysis, dan jika beruntung
Lucid Dream, yaitu mereka yang berasal dari dunia nyata kemudian terlempar ke
dunia ini dan memiliki kesadaran penuh.” Seperti kamu walaupun sedikit berbeda.
Nah seperti itulah kehidupan di dunia ini berawal.
“Yah,
mereka hanya tidak sadar bahwa ini adalah dunia mimpi kan, Guardian yang
bernama Grim juga sempat memberitahu hal ini kepadaku”. Sahutku.
“Benar, Namun
berbeda jikalau mereka diminta untuk menggunakan kemampuannya oleh NPC, konsekuensinya
semua makhluk di dunia nyata akan mengalami Sleep Paralysis yang berlangsung
sangat lama, karena teorinya NPC meminta bantuan kepada sesuatu yang justru
merugikan kaum NPC yaitu manusia, dan kamu pasti tahu apa maksudku, yah banyak
manusia yang tidak akan mampu bertahan dengan kata lain NPC maupun Drellers
juga akan ikut lenyap, dapat kamu bayangkan bagaimana mengerikannya. Oleh
karena itu pola pikir NPC yang sederhana memaksa kami harus melenyapkan makhluk
yang mengerikan seperti Hollow agar mereka tetap terjaga. Hal ini yang membuat Mark
anggota terakhir, sangat membenci para NPC seperti yang kamu lihat ia
melenyapkan Hollow tanpa menghiraukan NPC. Kami telah dan harus mengikuti siklus
ini selama ratusan tahun. Banyak cara yang telah kami pikirkan seperti berusaha
merubah pola pikir NPC, bernegosiasi dengan the Guardian, bahkan kami berusaha
membuat agar Hollow sendiri meyakinkan dirinya bahwa mereka tidak berbahaya
bagi NPC, namun hal itu selalu saja sia-sia, kami seolah terperangkap dan
menjadi budak di tempat ini. Sangat sulit merubah sistem yang telah ada sejak
dahulu”. Jawab Deen.
Mendengar
penjelasan Deen aku hanya dapat terdiam, para Dreller yang sebelumnya aku
anggap mengagumkan ternyata hidup penuh beban di Dunia Lucid ini.
Aku
kemudian bertanya kepada Deen; “bagaimana jika seandainya saya pergi bisa ke di
dunia nyata dan mengubah pola pikir NPC, apakah bisa berhasil?
“Huh ini
memang pernah dipikirkan sebelumnya, namun kamu tahu, tidak satupun diantara
kami yang mampu mengendalikan pikiran dan tubuh fisik kami di dunia nyata, apa
lagi mengubah pola pikir bukan tugas yang mudah bagi seseorang untuk dilakukan”.
jawab Deen.
“Ayolah
Deen, ada baiknya kita mencoba ide itu, kita percayakan saja pada anak baru ini”,
rayu Shrief agar Deen menerima ide tersebut.
Anton pun
bersorak ”Ide bagus kawan, mungkin ini
tujuan kamu bisa ada di dunia ini, bagaimana Deen, kaum seharusnya tahu ini ide
yang menarik”. berusaha merayu Deen agar sepakat.
Sambil
terdiam sejenak, ditambah karena desakan oleh Drellers, maka Deen pun hanya
menganggukkan kepala, menerima dan mencoba masukan dariku.
Setelah
semua sepakat, aku pun berinisiatif untuk bangun dan tersadar menuju dunia
nyata, dengan kemampuan yang aku miliki sekarang tentu hal ini bukan hal yang
sulit.
Paradox
Aku
terbangun dari tidurku, mataku bengkak menandakan banyak hal yang terjadi
selama aku tertidur.
“Bu,
ibu.. berapa lama aku tertidur?”
“Yang
jelas, Bangunlah sekarang, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan”. Sahut
ibuku.
Di pagi
itu merasa aku telah tidur sangat lama, namun melihat jam yang terus berdetak
sepertinya memberitahuku bahwa tidurku sama sekali normal-norma saja, cukup
normal untuk remaja sepertiku. Aku kembali melanjutkan kesibukanku, membantu
orang tua di rumah, bergaul bersama temanku di lingkungan terdidik sampai
menemukan hal baru di lingkungan yang baru.
Semua itu
aku lakukan seakan mengikuti siklus kehidupan masa sekarang yang tidak jauh
berbeda dari prinsip orang yang telah lama hidup sebelum saya. Bermain,
belajar, mencari pekerjaan, menikah kemudian memiliki keluarga yang bahagia,
dan akhirnya tidur dengan keadaan bahagia. Namun entah apa yang terjadi padaku
memikirkan hal itu saja membuatku sangat bahagia, seingatku aku adalah tipe
orag yang anti-mainstream. Hal itu aku sadari spontan ketika membaca
tulisan yang merekat erat di dinding kamarku, tertulis;
“_Jika
kamu ingin hidup begitu saja, maka jangan protes jika hidupmu terus begitu-begitu
saja”.
Perasaanku
seakan tak menentu, tadi pagi aku hanya hidup mengikuti arus sekarang aku malah
melawan arus itu, apa yang sebenarnya, aku merasa ada sesuatu yang hilang dan
aku tidak yakin apa itu. Hari ini benar-benar mengejutkanku, yang ada dipikiranku sekarang bagaimana aku
menyelesaikan masalahku ini. Aku berani bertaruh pasti aku melupakan sesuatu
yang sangat penting. Sesuatu yang membuatku merasa bersalah, sesuatu yang. . .
“Aghhhh..
aku tidak dapat berfikir jernih”. Teriakku dalam kamar. Aku pun kembali tidur
dengan normal. Namun Masalah itupun masih teringat setelahnya aku terbangun
pagi-pagi sekali. Aku sangat ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi bagaimana
pun caranya. Akupun berinisiatif untuk keluar rumah di pagi yang bahkan belum
menampakkan cukup surya, dan berharap akan muncul jawaban. Menemukan apa yang
sangat aku inginkan. Sesuatu yang hilang itu.
“Bro,
apa ada yang hilang, bisa saya bantu”. Suara tetanggaku Emmeth terdengar ketika
aku berpijak di batu besar di depanku.
“Oh
ngga ada masalah bro, Cuma cari angin.” Berusaha cari alasan agar tidak seperti
orang yang kehilangan (akal).
“Asal Jangan lama-lama nanti masuk angin”,
mengapa tidak masuk saja kerumahku, seperti biasa, aku punya beberapa
sandwiches dan teh panas untuk dihabiskan.” Kata Emmeth.
Sempat
terbesik di benakku bahwa keadaan ini telah aku alami sebelumnya, mirip Dejavu
saja.
“Haha iyah, makasih banyak kebetulan aku
pengen makan itu”. Sambil melangkah pelan aku mulai masuk ke rumah Emmeth.”
“Sejak
kapan kita terakhir berbincang”. Tanya Emmeth.
“Aku
juga tidak yakin mungkin beberapa waktu yang lalu.” Sahutku
Sambil
tersenyum, Emmeth pun mengatakan hal yang sentimentil terhadapku,
“Sepertinya
ada yang tidak biasa darimu kawan, apa kamu punya masalah, atau semacamnya”
Aku
pun berpanjang lebar mengatakan apa yang aku alami setelah mengalami semuanya,
berfikir akan ada solusi setelah aku menceritakannya.
“Menurutmu,
apa yang harus aku lakukan?” Keluhku.
“Hmm,
apa kau masih ingat hal terakhir yang kau lakukan”.
“Sejauh
ini aku mulai merasa aneh pas terbangun dari tidurku sepertinya”. Jawabku.”
“Hmm
sesuatu yang terjadi, kalau sebelum tidur terlalu jauh, mungkin malah terlalu
sulit di ingat,
“Nah
bagaimana waktu kamu tidur, maksudku apa ada yang kamu ingat ketika bermimpi?”
“Tunggu
sebentar, sepertinya aku mulai mengingat sesuatu”. Sahutku merasa yakin aku
bisa mengingat semuanya.
Sambil
memusatkan pikiranku dan menutup mataku, aku berusaha mengingat semua kejadian
waktu aku bermimpi. Namun sekeras aku mencoba mengingat semuanya, hanya
bayangan buram yang selalu ada. Membuat aku harus membuka mata dan berhenti
memikirkan hal itu.
“Huh,
sepertinya masih belum berhasil kawan,” kataku
“Hhe,
santai saja, jangan terlalu dipikirkan bro.” Tenang Emmeth
“Oh iyah ngomong-ngomong mengenai mimpi,
apa kau pernah berfikir kamu tersadar ketika bermimpi? Maksudku kamu tahu apa
yang kamu lakukan di mimpimu ketika bermimpi itu adalah mimpi”.
“Fyuh baru kali ini aku tahu pertanyaan ada
yang sulit. Sampai lidahku tergigit.” Sambung Emmeth
“Sepertinya
aku pernah, entah bagaimana itu” Jawabku singkat.
“Nah
bagaimana kamu melakukannya?” tanya Emmeth kembali.
“Entahlah,
yang jelas aku langsung sadar bahwa itu adalah mimpi.”
“Kamu
harus coba cara yang satu ini bro, jelas Emmeth dengan yakin.
Pertama
kamu harus tahu bahwa beberapa mimpi terlihat sama-samar, itu berarti cahaya
disana tidak terlalu bagus. Kamu hanya perlu menyesuaikan cahayanya. Itulah
yang harus kau lakukan untuk menguji apakah kau sedang bermimpi. Kau bisa berlatih
untuk mengenalinya. Tekan tombol sakelar kemudian jika lampunya menyala dan kau
tak bisa mematikannya, maka kau sedang bermimpi.”
“Bagaimana
aku mencari sakelar di dunia mimpi?”
“Entahlah
kau bisa menvisualisasikannya, untuk dunia seperti itu aku kira bukan hal yang
mustahil untuk dilakukan.” Tegas Emmeth
Ide
Emmeth sepertinya menarik,
“Baiklah
akan aku coba nanti. Ah sekarang sudah mulai terang, ibuku mungkin akan
mencariku, terima kasih teh dan sandwichesnya bro, aku sangat menyukainya”
“Sama-sama,
senang bisa meluangkan waktu dengan orang lain”. Kata Emmeth sambil tersenyum.
Aku pun
beranjak dari tempat dudukku, dan meninggalkan rumah Emmeth.
“Walaupun tidak menemukan apa yang saya
harapkan akan tetapi setidaknya aku menemukan hal yang lebih berguna hari ini, menghabiskan
waktu bersama teman sepertinya menyenangkan juga. Oh iya, mungkin hanya
perasaanku akan tetapi ini seperti pertama kali bergaul dengan tetanggaku.
Sesampainya
di beranda rumahku, mengingat hai sudah mulai terang ibuku menyuruhku untuk men
switch off lampu jalan yang berada di teras. Aku pun menekan tombol seperti
biasa, sambil bermain-main aku berusaha menyeimbangkan kedua sakelar itu. Setelah
itu aku pun mulai mengerjakan rutinitas ku di pagi buta ini.
“Nak,
sudah dimatikan belum lampunya?” Sahut ibuku di dapur.
“Sudah
bu, baru saja.” Jawabku santai.
Aku
pun berbalik memastikan bahwa lampu benar-benar sudah aku switch off.
“Eh
mengapa masih tetap nyala.” Kataku sambil terheran.
Aku mencoba menekannya sekali lagi dan lampu
itu tetap saja menyala tidak peduli berapa kali pun aku tekan. Perasaanku yang
mulai tenang tidak lagi bertahan lama. Dari kejadian ini Aku menyadari
perkataan Emmeth yang sebelumnya ternyata tepat. Aku sangat kebingungan, entah
mana yang harus aku percayai. Dunia yang sangat begitu nyata ternyata hanya seolah
serpihan kenangan yang membuatku semakin larut dalam ketidakpastian. Waktu
jelas memberikanku kesempatan yang lebih lama dari waktu itu sendiri. Ini seperti
kumpulan dari paradoks yang aneh.
Sekarang
hanya ada satu hal yang aku ingin lakukan, bagaimana aku harus keluar dari
mimpi ini secepat mungkin, aku tidak tahu apakh mungkin berhasil tau tidak, aku
melangkah menuju kamarku dan menutup badanku dengan selimut yang sudah lama
menemani tidur, namun hal itu belum juga berhasil, aku pun keluar membeli obat
tidur yang ampuh, berharap aku bisa tidur di malam ini. Namun entah apa yang
terjadi, malam sepertinya begitu terang seakan pagi yang terus saja memaksaku beraktifitas.
Di dunia
ini sepertinya tidak mengenal tidur. Dengan semua yang aku lakukan, kembali
usaha itu sama sekali tidak berefek. Setelah lama berusaha, aku mulai yakin ini
hanyalah salah satu ujian agar membuatku menyerah. Namun aku bertanya pada diriku
apakah aku akan begini selamanya, aku sudah bosan menyerah dan menerima apa
saja yang ada di hadapanku, sekarang aku harus belajar melangkah maju. Aku tahu
ini hanyalah masalah waktu, aku merasa hanya perlu berpura-pura menerima semua
ini, pada akhirnya semua akan kembali pada keyakinan.
Kakiku
yang terus melangkah mengarahkanku pada batu besar yang aku yakini sebagai
tempat pemberhentian. Ditempat itu aku berhasil mengingat semua apa yang
terjadi. Pertemuanku dengan Grim, Lucid Society, Quest, Ghoul, Drellers, Deen,
Shrief, Jimmy dan lainnya, aku merasa sangat bahagia bernostalgia hingga aku
melupakan apa yang mesti selanjutnya aku lakukan.
Reconvening
Mungkin inilah maksud dari semuanya, aku hanya ingin
menyelesaikan satu permasalahanku sebelum yang lainnya. Bahkan aku belum sempat
mengenal lebih dalam mengenai Lucid Society. Mungkin akan lebih baik jika aku
tinggal lebih lama di dunia itu, setidaknya aku punya beberapa teman disana,
tempat dimana aku berbeda bahkan di kehidupan nyataku tidak sebaik itu.
Keadaan tiba-tiba menjadi genting ketika Shrief datang,
dan mengatakan keadaan terkini mengenai Lucid Society.
“Ah
syukurlah kau cepat kembali. Sekarang ini kami mengalami beberapa masalah sejak
terakhir kau menghilang dari dunia ini.” Kata Shrief sambil terengah.
“Baiklah
dengarkan, kamu tahu Quest yang selalu diberikan NPC? Sekarang kami termasuk
kamu sendiri akan mengikuti sebuah Quest, lawan kita kali ini adalah Guardian.
Kamu pasti sudah tahu mengapa selama ini informasi mengenai para Guardian
sangat sedikit, ditambah lagi mereka hanya muncul disaat Quest di umumkan. Singkatnya
semua ini tentang agar kami lenyap dari dunia ini, hal itu hanyalah intrik
Guardian agar menguasai dunia ini, dan “dunia mu”.
“Apa
maksudmu Shrief, aku kira kemampuan terburuk Guardian hanya memungkinkan semua
manusia dalam keadaan paralyzed.” Jawabku.
“Awalnya
juga kami berpikiran demikian, ini berawal ketika Jimmy menyelidiki sekaligus
mengikuti salah satu Guardian masuk ke area terlarang dunia ini. Wilayah itu
disebut Cavemare. Masalahnya adalah kamu tahu kemana tujuan mereka
sebenarnya? Dugaan Jimmy selama ini ternyata benar ketika ada salah satu
dreller yang meninggal, maka salah satu dari Guardian akan masuk ke daerah
tersebut.
”Lalu
bagaimana, maksudku apa yang akan terjadi setelah mereka masuk kesana? Tanyaku.
“Tentu
saja menuju ke dunia nyata, dan ternyata ini yang selalu mereka inginkan sejak
dulu, kemampuan mereka yang luar biasa itu akan mereka gunakan di dunia nyata.
Perasaanku mereka tidak mungkin hanya berniat melumpuhkan manusia di dunia
nyata, aku yakin pasti ada rencana yang lebih mengejutkan dari itu, dan apapun
itu aku sangat yakin itu berefek buruk untuk dunia nyata.”
Selain
itu sekarang sepertinya NPC lebih bersahabat, salah satu NPC bernama Emmeth
menyerukan kepada dewan NPC ditengah keramaian agar NPC juga bersedia membantu
selama Quest berlangsung melawan Guardian, namun mereka menolaknya, akan tetapi
setelah bercerita tentang itu dan walapun tidak ikut dalam Quest, para NPC
bersedia menawarkan apa yang kami para Drellers butuhkan selama Quest
berlangsung.”
Aku
terkejut mendengar nama Emmeth, ternyata ia juga berada di dunia ini. Namun sekarang
pertama aku harus menolong para Drellers sebelum terlambat. Aku bahkan terlalu
lama memikirkan diriku sendiri bagaimana aku bisa menghilang di dunia ini, bagaimana
aku kembali ke duniaku. Mungkin perasaan bersalahku dapat sedikit terbayar
ketika aku membantu para Dreller menyelesaikan Quest ini.
“Baiklah, apa yang harus aku lakukan sekarang ?” Tanyaku
serius.
“Ikut
aku menuju Cavemare, di kedalaman 3 km teman kita telah menunggu disana” jawab
Shrief.
Aku
melayang mengikuti Shrief menuju tempat yang dimaksud, setelah sampai bersama
Shrief, aku perlahan masuk ke dalam gua yang aneh. Diperjalanan Shrief sempat
menjelaskan bahwa setiap 1 km kita dihadapkan dengan berbagai mimpi buruk,
semakin dalam maka semakin sulit pula untuk kita lalui, dan satu hal yang
penting bahwa kemampuan special tidak akan berfungsi di dalam gua misterius
itu.
Pada
tahap pertama setelah melewati beberapa meter tiba-tiba dibelakang kami muncul seseorang
yang mengejar kami, aku tahu dari sentakan kakiknya yang tidak beraturan, namun
Shrief sama sekali tidak bereaksi, ia terus mengejar kami, anehnya saat itu aku
aku tidak dapat berlari kencang, aku sempat terhenti sejenak penasaran ingin
melihat wajah orang yang mengejarku. Namun Shrief dengan sigap menarikku.
“Jangan
sesekali melihat wajahnya, semakin kau melihatnya, dari bawah dan menuju keatas
maka kau akan tertidur selama-lamanya, terus berlari.”
“Mengapa?” tanyaku.
“Karena kamu takkan bisa mencapai ujung kepala orang itu,
ia makhluk yang sering muncul di mimpi untuk menakuti mereka.” Jawab Shrief.
“Untuk sekarang mungkin aku terbiasa dengan keadaan ini, para
NPC yang sudah memberitahuku akan hal ini, namun informasi mereka juga hanya
terbatas sampai kedalaman 3 Km, dimana teman kita sekarang menunggu.” Tambah
Shrief.
“Jadi sekarang di depan, apa yang sudah menunggu kita?
Tanyaku.
“Kamu tunggu saja, situasi nanti akan terlihat seperti dunia
nyata, jadi tetap tenang dan jangan terperangkap. Jelas Shrief.
Saat
itu, situasi menjadi sangat kelam, mata kami sepertinya tidak dapat melihat
apa-apa lagi, yang kami tahu, kami tetap harus maju untuk menyusul teman-teman
kita didepan, tiba-tiba gambaran rekaman beberapa anak kecil muncul tepat
dihapanku, setelah aku perhatikan baik-baik ternyata hal itu adalah gambaran
singkat masa kecilku, namun yang membuatku drop adalah merupakan kumpulan
pengalaman terburukku selama ini tersimpan dan berada di masa itu. Aku melihat
aku sedang di hukum oleh kepala sekolahku karena dituduh mencuri barang milik
orang lain, aku hanya terdiam menyaksikan kejadian itu namun Shrief kembali
menenangkanku.
“Sudahlah, terkadang ada beberapa hal yang buruk kita
jalani hanya agar kita dapat menikmati kehidupan kita, aku malah bersyukur
mempunyai banyak mimpi semacam itu karena masa kecil tidak akan terulang lagi
dan hanya di masa itu kamu bisa melakukan hal konyol.”
Aku
pun merasa tenang mendengar hal itu.
“Hei ada apa dengan mimpimu, tadi aku melihat anak
laki-dan perempuan sedang berbincang,” tanyaku kepada Shrief setelah sedikit
tenang.
“Sudahlah aku malu memberitahumu, kita terus kedepan
teman kita sudah dari tadi menunggu,” jawab Shrief dengan wajah memerah.
Setelah sampai aku sangat senang melihat semua para
drellers, semua menyambutku dengan senang namun bercampur ketegangan. Aku pun
bertanya kepada Deen pa yang menghambat mereka sehingga berhentidi tempat ini.
“Sekarang ini dilorong ini kami benar-benar buta,
informasi yang diberikan NPC hanya berlaku sampai tahap ini, kami menunggumu
kembali berharap kita mendapat kekuatan yang lebih. Baiklah karena semuanya
sudah berkumpul, mari kita selesaikan tahap ini dan mencegah rencana para
Guardian.” Tegas Deen.
Secara perlahan kami melangkahkan kaki kedepan, tiba-tiba
Black Hole muncul mengisap kami satu persatu, kami tidak berdaya melawan
tarikannya, kami mengira ini merupakan akhir dari segalanya, namun hal yang
mengejutkan kembali terjadi. Kami para Drellers seakan melayang di dunia hampa,
dunia yang belum kami tahu sebelumnya, ditempat itu kami hanya menunggu tempat
perpijakan. Dan berharap bisa keluar dari ini semua.