American Public School And Indonesian



            Pendidikan sekolah negeri di Amerika kembali berdasar dari nilai opportunity yang selalu mereka junjung tinggi, hal itu menegaskan bahwa orang Amerika percaya bahwa tiap oang memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan. Jenjang pendidikan formal di Amerika dimulai dari program pre-school yaitu taman kanak-kanak, biasanya diisi oleh anak yang berumur lima tahun bahkan ada yang sampai tiga atau empat tahun   kemudian dilanjutkan masuk ke SD yang menghabiskan waktu  selama enam tahun. Untuk SMP, selama dua tahun dan SMA selama empat tahun kemudian akhirnya menuju pada perguruan tinggi (undergraduate/biasa mereka sebut dengan diploma) dan  graduate program (Medical, MA dan Ph.d/Pascasarjana & doctor). pada tahap tersebut beberapa mahasiswa belajar selama dua tahun di komunitas kampus untuk bidang-bidang kejuruan atau teknik. Perbedaannya pada tingkat ini mereka harus membayar sejumlah uang masuk sebagai persyaratan. Jika di Indonesia, jenjang pendidkan formalnya tidak berbeda jauh dengan pendidikan di Amerika. Indonesia juga mengenal pendidikan TK dan wajib belajar dimulai dari SD sampai SMA.

                Mayoritas anak-anak di Amerika serikat mengikuti sekolah negeri dan hanya sekitar 10 persen yang mengikuti sekolah swasta. Sekolah negeri seperti yang dijelaskan pada nomor satu secara umum memiliki jenjang yang sama diterapkan oleh seluruh warga Amerika,  untuk sekolah swasta semisal sekolah agama, mereka dipercayakan untuk menjaga anak-anak yang sebelumnya telah dibiayai oleh orang tua mereka, jadi mungkin akan ada banyak biaya tambahan untuk sekolah swasta, terlebih lagi untuk keluarga yang terpandang, mereka sengaja memasukkan anak mereka ke sekolah swasta yang bergengsi agar bisa bergaul dengan orang yang memiliki tingkat yang sama dalam rangka mencapai pendidikan yang berkualitas,dan hal ini mungkin akan merusak nilai yang mereka junjung sebelumnya (opportunity). Di Indonesia sendiri, pendidikan formal lebih banyak mengikuti rekomendasi dari pusat, mata pelajaran yang sama merupakan hal paling menonjol karena akan di ujiankan secara nasional. Pendidikan swasta di Indonesia, juga memiliki kondisi yang sama dengan yang dialami oleh Amerika, Pesantren sebagai salah satu pendidikan swasta mengharuskan membayar sejumlah uang masuk, kegiatannya pun sangat banyak bervariasi, sehingga menciptkan peserta didik yang creative dan kelak akan mampu bersaing diluar.
            Internet sebagai salah satu media untuk mendapatkan berbagai informasi mungkin akan sangat dibutuhkan oleh siswa, jadi mungkin tidak mengherankan bahwa di Amerika, sekolah sekolah yang elit  tentu memiliki fasilitas ini, walaupun ada beberapa sekolah di Amerika yang juga minim media karena dana mereka berasal dari distrik masing-masing. Namun sebagai salah satu Negara dengan koneksi internet tercepat,  mereka kebanyakan tidak sulit menemukan tempat yang memiliki koneksi hal ini tentu berbeda dengan keadaan di Indonesia (walaupun perbedaan pajaknya juga berperan), saya sendiri sebagai pelajar sulit menemukan koneksi internet yang layak secara gratis walaupun mungkin disediakan wireless akan tetapi jika dipakai keroyokan pun otomatis kecepatan internet akan melambat, terlebih lagi untuk sekarang ini kebanyakan provider menyediakan harga yang mahal untuk koneksi internet.